Logo Kabupaten Bandung Barat
Rabu, 13 Juli 2016
Selasa, 12 Juli 2016
Profil Desa Batujajar Barat
Desa Batujajar Barat merupakan
pemekaran dari Desa Batujajar yang wilayahnya dipandang luas dengan pertumbuhan
penduduk cukup tinggi. Tahun 1983 berdasarkan peraturan yang pada waktu itu dan
atas kesepakatan para pemuka masyarakat Desa Batujajar dibagi menjadi dua,
yaitu Desa Batujajar Barat dan Desa Batujajar Timur. Sejak tahun 1983 Desa
Batujajar Barat sampai sekarang telah mengalami beberapa kali penggantian
Kepala Desa dengan urutan sebagai berikut :
Data nama-nama Tokoh yang pernah menjabat Lurah /
Kepala Desa Batujajar Barat, dari mulai berdirinya Desa ini sampai sekarang.
1.
H.
UMARA Memerintah dari tahun 1984
2.
H.
ENDANG SUHAYA Memerintah dari tahun 1986 s/d 1994
3.
H.
ENDANG SUHAYA Memerintah dari tahun 1994 s/d 2001
4.
SUHENDI Memerintah dari tahun 2001
5.
JAJANG
KOSWARA Memerintah dari
tahun 2001
s/d 2006
6.
SUHENDI Memerintah dari tahun 2006
7.
SUJANA Memerintah dari tahun 2006 s/d 2012
8.
JAJANG KOSWARA Memerintah
dari tahun 2012 s/d 2018
Demikianlah Riwayat singkat Desa ini
semoga menjadi cermin bagi kita semua untuk ikut serta dalam pembangunan
nasional yang mewujudkan cita-cita Bangsa, yaitu masyasrakat Adil dan Makmnur
berdasarkan Pancasila, karena ternyata kalau disimak isi cerita ini mengandung
contoh-contoh yang baik bagi kita dan generasi penerusnya, walaupun pada waktu
itu mereka masih terbelakang jauh sekali dibandingkan dengan keadaan sekarang,
tetapi mereka sudah mengenal rasa Persatuan, Kesatuan dan Kesetiakawanan.
Sejarah Desa Batujajar Barat
Batujajar mengandung arti Batu ngajajar. Batu tersebut berada
diwilayah RW. 15 sekarang dan telah tergenang oleh Danau Saguling. Batu-batu
berjajar secara alami dengan ukuran cukup besar melintang dari utara ke selatan
sampai pinggir/sisi Sungai Citarum. Menurut cerita orang tua, bahwa batu
tersebut kerap dipakai sebagai lintasan penyebrangan oleh para pembesar
kerajaan dengan menunggang kuda yang loncat dari batu ke batu dan ternyata di
tempat tersebut aliran sungainya tidak terlalu deras karena dangkal. Oleh
masyarakat pun bagian sungai tersebut kerap dipakai sebagai tempat “ Pangraasan” (tempat penyebrangan).
Langganan:
Postingan (Atom)